LEGENDA SUMUR BARAHUT
Rasulullah
Saw. berkata: "Sumur yang paling buruk di bumi ialah Sumur Barhut, dan
disitu dikumpulkan Arwah para Kafir" (Jami' al-Hadits, no. 33297).
Sumur barahut adalah sumur berbentuk goa yang berada di sekitar makam nabi Hud Alaihissalam. Orang orientalis menyebutkan, Beir Barhut adalah sebuah goa besar, dalam dan gelap. Tekstur dalamnya naik turun dan terputus-putus.
Dalam kitab at-Taisir bisyarh al-Jami' ash-Shaghir disebutkan bahwa sumur Barahut adalah sumur yang sangat dalam di Hadhramaut, tidak ada yang sanggup menuruni sampai kedasarnya. ini berarti sumur Barahut tidak bisa diukur kedalamannya jika dilakukan dengan turun kedalamnya, Mungkin yang dimaksud oleh ulama adalah tidak ada yang mampu menuruninya tanpa bantuan peralatan apapun atau dengan paralatan sederhana seperti jaman dulu, namun dengan kecanggihan peralatan dan teknologi saat ini kedalamannya sudah dapat diukur, karena menurut keterangan "indo.hadhramaut.info" kedalaman sumur barahut itu 600 kaki, lebar 450 kaki, dan panjangnya 120 kaki.
Diceritakan
dalam Kitab Gharibul Hadits Li Ibni Qutaibah bahwa ada seorang laki-laki di
daerah keberadaan sumur tersebut yang mencium bau busuk saat ia melewatinya,
kemudian ia berhenti sejenak. lalu ia mendapatkan kabar tentang kematian
pembesar-pembesar kafir, dan kemudian ia menyadari bahwa bau busuk tersebut
tercium dari sumur itu.
Berikut ini saya copas cerita tentang sumur barahut dari Gus fathul Bari:
Dalam KItab Al-Kaba'ir karya al-dimasyqi, disebutkan bahwa seorang laki-laki yang kaya menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Sesampainya di Mekah ia menitipkan uangnya sebanyak 1000 dinar kepada seseorang yang terkenal dapat dipercaya dan shalih sampai seusai wuquf di Arafah.
Ketika ia telah menyelesaikan wuqufnya ia kembali ke Mekah dan mendapati orang yang dititipinya telah meninggal. Ia menanyakan perihal uangnya kepada keluarganya. Ternyata tidak seorang pun dari anggota keluarganya yang mengetahuinya. Orang itu pun mengadukan masalahnya kepada para Ulama Mekah.
Mereka berkata: "Apabila separuh malam telah berlalu, mendekatlah ke sumur Zamzam, lihatlah, dan panggil namanya. Jika ia termasuk penghuni surga niscaya ia akan menjawab panggilanmu pada kali pertama."
Maka orang itu mengikuti nasehat mereka mendatangi sumur Zamzam dan memanggilnya. Namun tidak ada jawaban. Karenanya ia kembali kepada mereka, menceritakannya.
Mereka berkata, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Kami khawatir jangan-jangan temanmu itu termasuk penghuni neraka. Pergilah ke tanah Yaman, disana ada sebuah sumur yang diberi nama sumur Barhut. Katanya sumur itu berada di tepi jahannam. Lihatlah di waktu malam, dan panggilah temanmu. Jika ia termasuk penghuni neraka, niscaya ia akan menjawab panggilanmu.
Maka orang itu pun berangkat ke Yaman dan bertanya-tenya tentang sumur itu. Seseorang menunjukkannya dan ia pun mendatanginya di malam hari. Ia melihat ke dalamnya dan berseru,
"Hai Fulan!" Ada jawaban. Ia bertanya, "Dimana uang emasku?"
"Aku tanam di bagian 'anu' dalam rumahku. Aku memang belum memberitahukannya kepada anakku. Galilah pasti kamu mendapatkannya."
"Apa yang menyebabkanmu berada disini padahal menurut prasangka kami, kamu adalah seorang yang baik."
"Aku punya seorang saudara perempuan yang fakir. Aku menjauhinya dan tidak menaruh belas kasihan kepadanya. Maka Allah menghukumku dan merendahkan kedudukanku seperti ini."
Ini sesuai dengan sabda Nabi saw dalam hadits yang shahih, "Tidak akan masuk surga orang yang memutus ikatan rahim." (diriwayatkan oleh Al-Bukhari (5984), Muslim (2556), Abu Dawud (1696), dan At-Tirmidzi (1909) dari Jabir bin Muth'im).
Maksudnya memutuskan ikatan rahim seperti saudara perempuan, bibi, keponakan, dan yang lainnya dari antara kerabat.
Wallahu A'lam
Berikut ini saya copas cerita tentang sumur barahut dari Gus fathul Bari:
Dalam KItab Al-Kaba'ir karya al-dimasyqi, disebutkan bahwa seorang laki-laki yang kaya menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Sesampainya di Mekah ia menitipkan uangnya sebanyak 1000 dinar kepada seseorang yang terkenal dapat dipercaya dan shalih sampai seusai wuquf di Arafah.
Ketika ia telah menyelesaikan wuqufnya ia kembali ke Mekah dan mendapati orang yang dititipinya telah meninggal. Ia menanyakan perihal uangnya kepada keluarganya. Ternyata tidak seorang pun dari anggota keluarganya yang mengetahuinya. Orang itu pun mengadukan masalahnya kepada para Ulama Mekah.
Mereka berkata: "Apabila separuh malam telah berlalu, mendekatlah ke sumur Zamzam, lihatlah, dan panggil namanya. Jika ia termasuk penghuni surga niscaya ia akan menjawab panggilanmu pada kali pertama."
Maka orang itu mengikuti nasehat mereka mendatangi sumur Zamzam dan memanggilnya. Namun tidak ada jawaban. Karenanya ia kembali kepada mereka, menceritakannya.
Mereka berkata, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Kami khawatir jangan-jangan temanmu itu termasuk penghuni neraka. Pergilah ke tanah Yaman, disana ada sebuah sumur yang diberi nama sumur Barhut. Katanya sumur itu berada di tepi jahannam. Lihatlah di waktu malam, dan panggilah temanmu. Jika ia termasuk penghuni neraka, niscaya ia akan menjawab panggilanmu.
Maka orang itu pun berangkat ke Yaman dan bertanya-tenya tentang sumur itu. Seseorang menunjukkannya dan ia pun mendatanginya di malam hari. Ia melihat ke dalamnya dan berseru,
"Hai Fulan!" Ada jawaban. Ia bertanya, "Dimana uang emasku?"
"Aku tanam di bagian 'anu' dalam rumahku. Aku memang belum memberitahukannya kepada anakku. Galilah pasti kamu mendapatkannya."
"Apa yang menyebabkanmu berada disini padahal menurut prasangka kami, kamu adalah seorang yang baik."
"Aku punya seorang saudara perempuan yang fakir. Aku menjauhinya dan tidak menaruh belas kasihan kepadanya. Maka Allah menghukumku dan merendahkan kedudukanku seperti ini."
Ini sesuai dengan sabda Nabi saw dalam hadits yang shahih, "Tidak akan masuk surga orang yang memutus ikatan rahim." (diriwayatkan oleh Al-Bukhari (5984), Muslim (2556), Abu Dawud (1696), dan At-Tirmidzi (1909) dari Jabir bin Muth'im).
Maksudnya memutuskan ikatan rahim seperti saudara perempuan, bibi, keponakan, dan yang lainnya dari antara kerabat.
Wallahu A'lam
No comments:
Post a Comment